LAPORAN PENDAHULUAN
PENGERTIAN
1. Bunuh
diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada
kematian (Gail w. Stuart, Keperawatan Jiwa,2007).
2. Bunuh
diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Ann Isaacs, Keperawatan
Jiwa &Psikiatri, 2004).
3. Bunuh diri
adalah ide, isyarat dan usaha bunuh diri, yang sering menyertai gangguan
depresif dan sering terjadi pada remaja ( Harold Kaplan, Sinopsis
Psikiatri,1997)
4. Bunuh diri adalah segala perbuatan
seseorang yang dapat mengahiri hidupnya sendiri dalam waktu singkat. Selama tahun 1950 sampai dengan 1988 rata –
rata bunuh diri pada remaja yaitu usia antara 15 dan 19 tahun (Attempt suicide,
1991).
5. Menurut Budi Anna Keliat, bunuh diri
adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupan. Keadaan ini didahului oleh respons maladaptive. Bunuh diri merupakan
keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
ETIOLOGI
Secara
universal karena
ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan masalah terbagi
menjadi:
1.
Faktor Genetik
Faktor genetik (berdasarkan
penelitian):
·
1,5 – 3 kali lebih banyak perilaku
bunuh diri terjadi pada individu yang menjadi kerabat tingkat pertama dari
orang yang mengalami gangguan mood/depresi/ yang pernah melakukan upaya bunuh
diri.
·
Lebih sering terjadi pada kembar
monozigot dari pada kembar dizigot.
2.
Faktor Biologis
Biasanya karena penyakit
kronis/kondisi medis tertentu, misalnya:
¨
Stroke
¨
Gangguuan kerusakan kognitif
(demensia)
¨
Diabetes
¨
Penyakit arteri koronaria
¨
Kanker
¨
HIV / AIDS dll
3.
Faktor Psikososial & Lingkungan
- Teori
Psikoanalitik / Psikodinamika: Teori Freud, yaitu bahwa kehilangan objek
berkaitan dengan agresi & kemarahan, perasaan negatif terhadap diri, dan terakhir depresi.
- Teori
Perilaku Kognitif: Teori Beck, yaitu pola kognitif negatif yang berkembang,
memandang rendah diri sendiri
-
Stressor Lingkungan: kehilangan
anggota keluarga, penipuan, kurangnya sistem pendukung social
- Penyebab Bunuh Diri secara umum :
- Perceraian
- Pengangguran
- Isolasi social
- Kegagalan Adaptasi
- Perasaan marah/bermusuhan
- Penyebab Bunuh Diri pada Mahasiswa :
- Ideal diri terlalu tinggi
- Cemas akan tugas akademik yang banyak
- Kegagalan akademis
- Kompetisi untuk sukses
- Penyebab Bunuh Diri pada Lansia :
- Perubahan status mandiri
- Penyakit kronis
- Perasaan tak berarti
- Kesedihan dan isolasi social
- Sumber hidup yang berkurang
- Penyebab Bunuh Diri pada Anak :
- pelarian dari penganiayaan
- Situasi keluarga yang kacau
- perasaan tak berarti/tak disayang
- gagal sekolah
- takut dihina disekolah
Menurut Hafen dan Frandsen, 1985
menyatakan bahwa penyebab bunuh diri pada remaja adalah (Budi Anna Keliat,
1991, hal. 6). :
1.
Hubungan interpersonal yang tidak
bermakna.
2.
Sulit mempertahankan hubungan
interpersonal.
3.
Pelarian dari penganiayaan fisik atau
pemerkosaan.
4.
Perasaan tidak dimengerti orang lain.
5.
Kehilangan orang yang dicintai.
6.
Keadaan fisik.
7.
Masalah dengan orang tua.
8.
Masalah seksual.
9.
Depresi.
KLASIFIKASI BUNUH DIRI
Perilaku
bunuh diri dibagi menjadi 3 kategori:
1. Ancaman bunuh diri: ada peringatan
verbal & non verbal, ancaman ini menunjukkan ambivalensi seseorang terhadap
kematian, jika tidak mendapat respon maka akan ditafsirkan sebagai dukungan
untuk melakukan tindakan bunuh diri.
2. Upaya bunuh diri: semua tindakan
yang dilakukan individu terhadap diri sendiri yang dapat menyebabkan kematian
jika tidak dicegah.
3. Bunuh diri: terjadi setelah tanda
peringatan terlewatkan atau diabaikan, orang yang melakukan upaya bunuh diri
walaupun tidak benarbenar ingin mati mungkin akan mati.
MANIFESTASI KLINIS
- Mood/affek
Depresi yang resisten,
merasa hopelessness, helplessness, isolation, sedih, merasa jauh dari orang
lain, afek datar, sering mendengar atau melihat bunyi yang sedih dan unhappy,
membenci diri sendiri, merasa dihina, sering menampilkan sesuatu yang tidak adekuat di sekolah,
mengharapkan untuk dihukum.
- Perilaku/behavior.
Perubahan pada penampilan fisik, kehilangan fungsi,
tak berdaya seperti tidak intrest, kurang mendengarkan, gangguan tidur,
sensitive, mengeluh sakit perut, kepala sakit, perilaku antisocial : menolak
untuk minum, menggunakan obat – obatan, berkelahi, lari dari rumah.
- Sekolah dan hubungan interpersonal.
Menolak untuk ke sekolah, bolos dari sekolah,
withdraw sosial teman – temannya, kegiatan – kegiatan sekolah dan hanya
interest pada hal – hal yang menyenangkan, kekurangan system pendukung sosial yang efektif.
- Ketrampilan koping.
Kehilangan batas realita, menarik dan mengisolasikan
diri, tidak menggunakan support system, melihat diri sebagai orang yang secara
total tidak berdaya.
METODE BUNUH DIRI
Pada
remaja umumnya over dosis obat, melukai pergelangan tangan pada perempuan
sedangkan pada laki – laki menggunakan pisau, senjata dan automobil. Selain itu
ada juga yang lompat dari ketinggian atau
kereta api.
1)
Tingkatan Mematikan
Dari Metoda Bunuh Diri (Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
a)
Metoda Yang Kurang Mematikan
(less lethal methods)
·
Memotong nadi pergelangan
·
Mengalirkan gas di
rumah
·
Meminum obat tanpa
resep (kecuali aspirin dan acetaminophen (Tylenol))
·
Tranquilizers
b)
Metoda Yang Sangat
Mematikan (highly lethal methods)
o
Tembak
o
Terjun
o
Gantung
o
Tenggelam
o
Racun carbon monoksida
o
Barbiturat dan minum
pil tidur
o
Aspirin dosis tinggi
dan acetaminophen (Tylenol)
o
Menabrak mobil
o
Terpapar suhu dingin
yang ekstrem
o
Antidepressants
FAKTOR RESIKO
§ Berdasarkan
status. Orang yang belum menikah,
bercerai dan menikah lebih dari satu kali memiliki resiko tinggi untuk bunuh
diri.
§ Berdasarkan
jenis kelamin. Laki-laki memiliki resiko
lebih tinggi untuk bunuh diri di bandingkan dengan wanita. Pada laki-laki 70% berhasil melakukan bunuh
diri.
§ Berdasarkan
usia. Usia remaja, usia 30-40 tahun dan
usia lebih dari 65 tahun memiliki resiko tinggi untuk bunuh diri.
§ Berdasarkan
etnis. Orang kulit putih memiliki resiko
tinggi untuk bunuh diri dari pada kulit hitam.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Maglaya dan Bailon, 1997, “Perawatan
Kesehatan Keluarga ; Suatu Proses”,
Pusdiknakes Depkes RI, Jakarta.
2.
Maramis, W.F, 1994, “Ilmu Kedokteran
Jiwa”, Airlangga University Press, Surabaya
3.
Wong L. Donna, 1993, “Essentials
of Pediatric Nursing”, 4th, Mosby Year Book, Toronto.
4.
Effendy, Nasrul, Drs., 1995 “Perawatan
Kesehatan Masyarakat”, EGC, Jakarta.
5.
Keliat, A.B, 1991, “Tingkah Laku
Bunuh Dirí, Arcan, Jakarta.
(Gail w.
Stuart, Keperawatan Jiwa,2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar