Kamis, 03 Mei 2012

LP Gangguan Bunuh Diri



LAPORAN PENDAHULUAN

  PENGERTIAN
1.   Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada kematian (Gail w. Stuart, Keperawatan Jiwa,2007).
2.  Bunuh diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Ann Isaacs, Keperawatan Jiwa &Psikiatri, 2004).
3.      Bunuh diri adalah ide, isyarat dan usaha bunuh diri, yang sering menyertai gangguan depresif dan sering terjadi pada remaja ( Harold Kaplan, Sinopsis Psikiatri,1997)
4.   Bunuh diri adalah segala perbuatan seseorang yang dapat mengahiri hidupnya sendiri dalam waktu singkat.  Selama tahun 1950 sampai dengan 1988 rata – rata bunuh diri pada remaja yaitu usia antara 15 dan 19 tahun (Attempt suicide, 1991).
5.   Menurut Budi Anna Keliat, bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Keadaan ini didahului oleh respons maladaptive. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

  ETIOLOGI
Secara universal karena ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan masalah terbagi menjadi:
1.     Faktor Genetik
Faktor genetik (berdasarkan penelitian):
·      1,5 – 3 kali lebih banyak perilaku bunuh diri terjadi pada individu yang menjadi kerabat tingkat pertama dari orang yang mengalami gangguan mood/depresi/ yang pernah melakukan upaya bunuh diri.
·      Lebih sering terjadi pada kembar monozigot dari pada kembar dizigot.

2.      Faktor Biologis
Biasanya karena penyakit kronis/kondisi medis tertentu, misalnya:
¨   Stroke
¨   Gangguuan kerusakan kognitif (demensia)
¨   Diabetes
¨   Penyakit arteri koronaria
¨   Kanker
¨   HIV / AIDS dll
3.       Faktor Psikososial & Lingkungan
-    Teori Psikoanalitik / Psikodinamika: Teori Freud, yaitu bahwa kehilangan objek berkaitan dengan agresi & kemarahan, perasaan negatif terhadap diri, dan terakhir depresi.
-    Teori Perilaku Kognitif: Teori Beck, yaitu pola kognitif negatif yang berkembang, memandang rendah diri sendiri
-    Stressor Lingkungan: kehilangan anggota keluarga, penipuan, kurangnya sistem pendukung social
  • Penyebab Bunuh Diri secara umum :
    1. Perceraian 
    2. Pengangguran 
    3.  Isolasi social 
    4.  Kegagalan Adaptasi 
    5.  Perasaan marah/bermusuhan
  • Penyebab Bunuh Diri pada Mahasiswa :
    1. Ideal diri terlalu tinggi 
    2.  Cemas akan tugas akademik yang banyak 
    3.  Kegagalan akademis 
    4.  Kompetisi untuk sukses
  • Penyebab Bunuh Diri pada Lansia :
    1. Perubahan status mandiri 
    2.  Penyakit kronis 
    3.  Perasaan tak berarti 
    4.  Kesedihan dan isolasi social 
    5.  Sumber hidup yang berkurang
  • Penyebab Bunuh Diri pada Anak :
    1. pelarian dari penganiayaan 
    2.  Situasi keluarga yang kacau 
    3.  perasaan tak berarti/tak disayang
    4. gagal sekolah 
    5.  takut dihina disekolah

Menurut Hafen dan Frandsen, 1985 menyatakan bahwa penyebab bunuh diri pada remaja adalah (Budi Anna Keliat, 1991, hal. 6). :
1.   Hubungan interpersonal yang tidak bermakna.
2.   Sulit mempertahankan hubungan interpersonal.
3.   Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan.
4.   Perasaan tidak dimengerti orang lain.
5.   Kehilangan orang yang dicintai.
6.   Keadaan fisik.
7.   Masalah dengan orang tua.
8.   Masalah seksual.
9.   Depresi.

  KLASIFIKASI BUNUH DIRI
Perilaku bunuh diri dibagi menjadi 3 kategori:
1. Ancaman bunuh diri: ada peringatan verbal & non verbal, ancaman ini menunjukkan ambivalensi seseorang terhadap kematian, jika tidak mendapat respon maka akan ditafsirkan sebagai dukungan untuk melakukan tindakan bunuh diri.
2. Upaya bunuh diri: semua tindakan yang dilakukan individu terhadap diri sendiri yang dapat menyebabkan kematian jika tidak dicegah.
3. Bunuh diri: terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan, orang yang melakukan upaya bunuh diri walaupun tidak benarbenar ingin mati mungkin akan mati.

  MANIFESTASI KLINIS
  •       Mood/affek
Depresi yang resisten, merasa hopelessness, helplessness, isolation, sedih, merasa jauh dari orang lain, afek datar, sering mendengar atau melihat bunyi yang sedih dan unhappy, membenci diri sendiri, merasa dihina, sering menampilkan  sesuatu yang tidak adekuat di sekolah, mengharapkan untuk dihukum.
  •       Perilaku/behavior.
Perubahan pada penampilan fisik, kehilangan fungsi, tak berdaya seperti tidak intrest, kurang mendengarkan, gangguan tidur, sensitive, mengeluh sakit perut, kepala sakit, perilaku antisocial : menolak untuk minum, menggunakan obat – obatan, berkelahi, lari dari rumah.
  •       Sekolah dan hubungan interpersonal.
Menolak untuk ke sekolah, bolos dari sekolah, withdraw sosial teman – temannya, kegiatan – kegiatan sekolah dan hanya interest pada hal – hal yang menyenangkan, kekurangan system pendukung  sosial yang efektif.
  •       Ketrampilan koping.
Kehilangan batas realita, menarik dan mengisolasikan diri, tidak menggunakan support system, melihat diri sebagai orang yang secara total tidak berdaya.
  
  METODE BUNUH DIRI
Pada remaja umumnya over dosis obat, melukai pergelangan tangan pada perempuan sedangkan pada laki – laki menggunakan pisau, senjata dan automobil. Selain itu ada juga yang lompat dari ketinggian atau  kereta api.
1)      Tingkatan Mematikan Dari Metoda Bunuh Diri (Kneisl; Wilson & Trigoboff, 2004)
a)      Metoda Yang Kurang Mematikan (less lethal methods)
·         Memotong nadi pergelangan
·         Mengalirkan gas di rumah
·         Meminum obat tanpa resep (kecuali aspirin dan acetaminophen (Tylenol))
·         Tranquilizers
b)   Metoda Yang Sangat Mematikan (highly lethal methods)
o  Tembak
o  Terjun
o  Gantung
o  Tenggelam
o  Racun carbon monoksida
o  Barbiturat dan minum pil tidur
o  Aspirin dosis tinggi dan acetaminophen (Tylenol)
o  Menabrak mobil
o  Terpapar suhu dingin yang ekstrem
o  Antidepressants
  FAKTOR RESIKO
§  Berdasarkan status.  Orang yang belum menikah, bercerai dan menikah lebih dari satu kali memiliki resiko tinggi untuk bunuh diri.
§  Berdasarkan jenis kelamin.  Laki-laki memiliki resiko lebih tinggi untuk bunuh diri di bandingkan dengan wanita.  Pada laki-laki 70% berhasil melakukan bunuh diri.
§  Berdasarkan usia.  Usia remaja, usia 30-40 tahun dan usia lebih dari 65 tahun memiliki resiko tinggi untuk bunuh diri.
§  Berdasarkan etnis.  Orang kulit putih memiliki resiko tinggi untuk bunuh diri dari pada kulit hitam.

DAFTAR PUSTAKA

1.       Maglaya dan Bailon, 1997, “Perawatan Kesehatan Keluarga ; Suatu Proses”,
Pusdiknakes Depkes RI, Jakarta.
2.       Maramis, W.F, 1994, “Ilmu Kedokteran Jiwa”, Airlangga University Press, Surabaya
3.       Wong L. Donna, 1993, “Essentials of Pediatric Nursing”, 4th, Mosby Year Book, Toronto.
4.       Effendy, Nasrul, Drs., 1995 “Perawatan Kesehatan Masyarakat”, EGC, Jakarta.
5.       Keliat, A.B, 1991, “Tingkah Laku Bunuh Dirí, Arcan, Jakarta.
     (Gail w. Stuart, Keperawatan Jiwa,2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar