TUBERCULOSIS PARU & HEMOPTISIS
KONSEP DASAR
1. Definisi
a. Tuberkolusis
Tuberkolusis paru adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mikrobacterium tuberkolusis yang
merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah yang sebagian besar
basil tuberkolusis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection dan
selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer dari ghon (Hood
Alsagaff, th 1995. hal 73)
b. Batuk Darah(Hemoptisis)
Batuk darah (hemoptisis)adalah
darah atau dahak berdarah yang dibatukkan berasal dari saluran pernafasan
bagian bawah yaitu mulai dari glottis kearah distal, batuk darah akan berhenti
sendiri jika asal robekan pembuluh darah
tidak luas , sehingga penutupan luka dengan cepat terjadi . (Hood Alsagaff,
1995, hal 301)
2. Faktor- factor yang mempengaruhi timbulnya
masalah .
a. anatomi dan fisiologi
System pernafasan terdiri dari
hidung , faring , laring ,trakea , bronkus , sampai dengan alveoli dan paru-paru
Hidung merupakan saluran
pernafasan yang pertama , mempunyai dua lubang/cavum nasi. Didalam terdapat
bulu yang berguna untuk menyaring udara , debu dan kotoran yang masuk dalam
lubang hidung . hidung dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa (Drs.
H. Syaifuddin. B . Ac, th 1997, hal 87).
Faring merupakan tempat
persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan , faring terdapat
dibawah dasar tengkorak , dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas
tulang leher . faring dibagi atas tiga bagian yaitu sebelah atas yang sejajar
dengan koana yaitu nasofaring , bagian tengah dengan istimus fausium disebut
orofaring , dan dibagian bawah sekali dinamakan laringofaring .(Drs
.H.syafuddin. B.Ac 1997 hal 88)
Trakea merupakan cincin tulang
rawan yang tidak lengkap (16-20cincin), panjang 9-11 cm dan dibelakang terdiri
dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos dan lapisan mukosa . trakea
dipisahkan oleh karina menjadi dua bronkus yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri
(Drs .H . Syaifuddin .B. Ac th 1997, hal 88-89).
Bronkus merupakan lanjutan
dari trakea yang membentuk bronkus utama kanan dan kiri , bronkus kanan lebih
pendek dan lebih besar daripada bronkus kiri cabang bronkus yang lebih kecil
disebut bronkiolus yang pada ujung – ujung nya terdapat gelembung paru atau
gelembung alveoli (H.Syaifuddin B Ac
th1997, hal 89-90).
Paru- paru merupakan sebuah
alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung – gelembung .paru-paru
terbagi menjadi dua yaitu paru-paru kanan tiga lobus dan paru-paru kiri dua
lobus . Paru-paru terletak pada rongga dada yang diantaranya menghadap ke
tengah rongga dada / kavum mediastinum.
Paru-paru mendapatkan darah dari arteri bronkialis yang kaya akan darah
dibandingkan dengan darah arteri pulmonalis yang berasal dari atrium kiri.besar
daya muat udara oleh paru-paru ialah 4500 ml sampai 5000 ml udara. Hanya
sebagian kecil udara ini, kira-kira 1/10 nya atau 500 ml adalah udara pasang
surut . sedangkan kapasitas paru-paru adalah volume udara yang dapat di capai
masuk dan keluar paru-paru yang dalam keadaan normal kedua paru-paru dapat
menampung sebanyak kuranglebih 5 liter. (Drs. H. Syaifuddin . B.Ac .th 1997 hal
90 , EVELYN, C, PIERCE , 1995 hal 221)
Pernafasan (respirasi)
adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam
tubuh (inspirasi) serta mengeluarkan udara yang mengandung karbondioksida sisa
oksidasi keluar tubuh (ekspirasi) yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan
antara rongga pleura dan paru-paru .proses pernafasan tersebut terdiri dari 3
bagian yaitu:
1. Ventilasi
pulmoner.
Ventilasi merupakan proses
inspirasi dan ekspirasi yang merupakan proses aktif dan pasif yang mana
otot-otot interkosta interna berkontraksi dan mendorong dinding dada sedikit ke
arah luar, akibatnya diafragma turun dan
otot diafragma berkontraksi. Pada ekspirasi diafragma dan otot-otot interkosta
eksterna relaksasi dengan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara terdorong keluar. (Ni Luh Gede. Y.
A, SKp. 1995. hal 124. Drs.H.Syaifuddin.B.Ac.1997.hal 91)
2. Difusi Gas.
Difusi Gas adalah bergeraknya
gas CO2 dan CO3 atau partikel lain dari
area yang bertekanan tinggi kearah yang bertekanann rendah. Difusi gas melalui membran pernafasan yang dipengaruhi oleh factor ketebalan
membran, luas permukaan membran, komposisi membran, koefisien difusi O2 dan CO2
serta perbedaan tekanan gas O2 dan CO2. Dalam Difusi gas ini pernfasan
yang berperan penting yaitu alveoli dan
darah. (Ni Luh Gede.Y.A. SKP. Th 1995 hal 124, Drs. H. Syaifuddin.
B.Ac.1997 hal 93 .Hood .Alsegaff th 1995 . hal 36-37)
3. Transportasi Gas
Transportasi gas adalah
perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke paru dengan bantuan
darah (aliran darah). Masuknya O2 kedalam sel darah yang bergabung dengan
hemoglobin yang kemudian membentuk oksihemoglobin sebanyak 97% dan sisa 3 %
yang ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel .(Ni Luh Gede Y. A. Skp
th1995 hal 125 Hood Alsegaff th 1995 hal 40).
3. Dampak Masalah
Pada keadaan
tubericulosis paru muncul bermacam – macam masalah baik bagi penderita maupun
keluarga.
a. Terhadap penderita
1).
Pola
persepsi dan tata laksana hidup sehat
Tidak semua
penderita mengerti benar tentang perjalanan penyakitnya yang akan mengakibatkan
kesalahan dalam perawatan dirinya serta kurangnya informasi tentang proses
penyakitnya dan pelaksanaan perawatan dirumah kuman ini menyerang pada tubuh
manusia yang lemah dan para pekerja di lengkungan yang udaranya sudah tercemar
asap, debu, atau gas buangan (dr. Hendrawan Nodesu 1996, hal 14 – 15)
1).
Pola
nutrisi dan metabolisme
Pada penderita
tuberculosis paru mengeluh adanya anoreksia, nafsu makan menurun, badan kurus,
berat badan menurun, karena adanya proses infeksi (Marilyn. E. Doenges, 1999)
1).
Pola
aktivitas
Pada penderita TB paru akan mengalami
penurunan aktivitas dan latihan dikarenakan akibat dari dada dan sesak napas
(Marilyn. E. Doenges, 2000)
1).
Pola
tidur dan istirahat
Dengan adanya
nyeri dada dan baluk darah pada penderita TB paru akan mengakibatkan tergantung
kenyamanan tidur dan istirahat (Marilyn. E. Doenges, 1999)
1).
Pola
hubungan dan peran
Penderita dengan
TB paru akan mengalami gangguan dalam
hal hubungan dan peran yang dikarenakan adanya isolasi untuk menghindari
penularan terhadap anggota keluarga yang
lain. (Marilyn. E. Doenges, 1999)
1).
Pola
persepsi dan konsep diri
Ketakutan dan
kecemasan akan muncul pada penderita TB paru dikarenakan kurangnya pengetahuan
tentang pernyakitnya yang akhirnya membuat kondisi penderita menjadi perasaan
tak berbedanya dan tak ada harapan. (Marilyn. E. Doenges, 2000)
1).
Pola
penanggulangan stress
Dengan adanya
proses pengobatan yang lama maka akan mengakibatan stress pada diri penderita,
sehingga banyak penderita yang tidak menjutkan lagi pengobatan. (dr. Hendrawan
Nodesul, 1996, hal 23)
1).
Pola
eliminasi
Pada penderita TB
paru jarang dan hampir tidak ada yang mengeluh dalam hal kebiasaan miksi maupun
defeksi
1).
Pola
senson dan kognitif]
Daya panca indera
(perciuman, perabaan, rasa, penglihatan dan pendengaran) tidak ditemukan adanya
gangguan
1).
Pola
reproduksi dan seksual
Pada penderita TB
paru pola reproduksi tidak ada gangguan tetapi pola seksual mengalami gangguan
karena sesak nyeri dada dan batuk.
b. Dampak Masalah Keluarga
Pada keluarga yang
salah satunya menderita tuberkulosis paru menimbulkan dampak kecemasan akan
keberhasilan pengobatan, ketidaktahuan tentang masalah yang dihadapi, biaya
yang cukup mahal serta kemungkinan timbulnya penularan terhadap anggota
keluarga yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff Hood, Abdul Mukty, (1995). Dasar Dasar
Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press.Surabaya.
Amin muhammad, Hood Alsagaff. (1989).
Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press.Surabaya.
Blac,MJ Jacob. (1993). l.uckman &
Sorensens Medical surgical Nursing A Phsycopsicologyc
Approach.W.B. Saunders Company. Philapidelpia.
Barbara Engram. (1999). Rencana Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Vol. 1. Penerbit EGC. Jakarta.
Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan
& Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2. EGC Jakarta.
Diana C. Baughman. (2000),
Patofisiologi, EGC, Jakarta.
Hudak & Gallo, (1997). Keperawatan
kritis : suatu pendekatan holistic, EGC, Jakarta
Keliat, Budi Anna. (1991). Proses
Keperawatan. Arcan. Jakarta.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita
Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media AescullapiusJakarta.
Marylin E doengoes. (2000). Rencana Asuhan
keperawatan Pedoman untuk Perencnaan/pendokumentasian Perawatan Pasien.
EGC.Jakarta.
Soeparman, Sarwono Waspadji. (1990). Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Sylvia Anderson Price, Lorraine McCarty
Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Klinis Proses - ProsesPenyakit. EGC.
Jakarta.
Yunus Faisal. (1992). Pulmonologi Klinik.
Bagian Pulmonologi FKUI. Jakarta.